Bagi masyarakat melayu pasti sudah tidak asing mendengar nama raja ali haji. Para paelo pernah dengar gak syair ini “barang siapa riada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilang nama”. Nah, mahakaryanya itu berjudul gurindam dua belas (1847) menjadi pembaru arus sastra pada zamannya, hingga sekarang gurindam dua belas masuk dalam kurikulum bahasa melayu di sekolah khususnya kepulauan riau.
Raja ali haji lahir di Selangor,1880 merupakan ulama, sejarawan, dan pujangga abad 19 keturunan bugis dan melayu. Dia terkenal sebagai pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa melayu lewat buku yang ia tulis berjudul pedoman bahasa, buku ini menjadi standar bahasa melayu. Raja ali haji adalah keturunan cucu dari raja haji fisabililah, yang dipertuan muda IV dari kesultanan linggau riau dan juga merupakan bangsawan bugis.
Raja ali haji mendapatkan gelar pahlawan Nasional dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10 November 2004, gelar ini diberikan karena buku karyanya yang berjudul kitab pengetahuan bahasa yang selesai ditulis 1851M, dicetak di singapura 1925 telah ditetapkan dalam kongres pemuda Indonesia sebagai bhasa nasional (Indonesia).
Raja ali haji konon dikuburkan di pulau penyengat, namun tahun kematian raja ali haji masih menjadi misteri, banyak sumber yang mengatakan ia meninggal pada tahun 1872 namun hingga sekarang belum ada kepastian tahun berapa raja ali haji meninggal. Gimana para peleo ada yang tahu gak kebenaran kapan sih sebenarnya raja ali haji wafat??.
Para paleo pasti sudah tahu kan dengan tokoh melayu satu ini, karena karyanya hingga sekarangpun masih menjadi bagian dari bahasa melayu.. Itu dia seorang tokoh melayu yang terkenal dengan syair nan indah.. boleh dicontoh nih, buat para paleo yang bercita-cita menjadi sastrawan ataupun pujangga…
Sumber https://en.wikipedia.org/wiki/Raja_Ali_Haji